Ustadz M. Ali Halim
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan :"Tuhan kami adalah Allah SWT"kemudian mereka istiqomah, maka para malaikat akan turun kepada mereka(dengan mengatakan) Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah SWT kepadamu (Q.S. Fushshilat :30)
Istiqomah menurut etimologi bahasa adalah sedang-sedang atau tengah-tengah. Menurut terminologi syara' adalah menetapi jalan yang benar dengan menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-NYA baik dhohir (terang-terangan) maupun bathin (tersembunyi).
Beberapa sahabat Nabi Saw,ketika ditanya tentang ma'na istiqomahmemberikan jawaban yang berbeda-beda :
Abu Bakar AsShiddiq menyatakan, istiqomah adalah anda tidak menyekutukan Allah SWT sama sekali. Umar bin Khattab menyatakan engkau menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-NYA dan tidak bersikap seperti musang.
Ustman bin Affan berpendapat Istiqomah itu ya ikhlas, sedangkan Ali bin AbiThalib Istiqomah itu mengerjakan kewajiban-kewajiban. Jadi istiqomah itu adalah Tidak menyekutukan Allah SWT sama sekali, menjalankan perintah-NYAdan meninggalkan larangan-NYA dan semuanya dilakukan dengan secara ikhlas.
Sementara sebagian para ulama berkesimpulan bahwa istiqomah terbagi dalam tiga hal:
Istiqomah dalam ucapan; berarti menjaga lisan sesuai dengan ketentuansyahadat, dibulan puasa ini, hendaknya puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun lisanpun harus ikut berpuasa, jangan sampai berbohong, mengucapkan kata-kata kotor, berghibah ataupun bergosip ria.
Istiqomah dalam hati, berupa kejujuran dan kemauan, hati adalah anggota tubuh yang paling penting, jika hati kita baik maka akan baik semua sebaliknya jika rusak maka akan rusak semua. Hal tersebut dikarenakan hati adalah pemimipin seluruh tubuh”
Kejujuran dalam raga, berupa menjalankan ibadah dan ketaatan dengansebaik-baiknya.
Iman manusia mengalami fluktuasi naik-turun, manakala iman seseorang naik, maka akan banyak amal sholehnya. Tapi sebaliknya, bila iman sedang turun, maka timbul rasa malas untuk beramal sholeh. Untuk itu kita perlu istiqomah agar menjaga iman ini selalu stabil dalam beramal sholeh. Hal tersebut membutuhkan beberapa hal:
Kita perlu menjaga kesholehan kita baik dhahir maupun batin karena kita hidup untuk diuji dan kematian sewktu-waktu menghampiri kita, sehingga kita perlu persiapan selalu.
Kita harus menetapi keyakinan dan beramal yang benar berdasarkan ajaran Rasulullah SAW dan Salafusholeh.
Kita perlu selalu bersikap moderat sesuai dengan ajaran Islam, tidak ekstrim dan tidak kendor. Seimbang anatara duniawi dan ukhrawi
"Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS. Al Qoshash : 77 )
Kita harus berpakaian dengan akhlak mulia yang diajarkan oleh Al-Qur’andan dicontohkan Rasulullah SAW. Taqwa adalah sebaik –baik pakaian.
"Dan pakaian Taqwa itulah yang paling baik (Al-A'raf:26)
Kita perlu pendamping atau kawan yang sholeh agar selalu mengingatkan kita, ketika kita lupa dan bisa saling menasehati dalam kebaikan. Salah satu obat hati adalah berkumpul dengan orang Sholeh.
Semoga kita selau istiqomah dijalan Allah SWT dengan menjalankan Islamdalam kehidupan kita. Wallahu'alam.
www.pesantrenvirtual.com
Saturday, June 17, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment