Happiness Gede Prama Off Air : Stop Comparing, Start Flowing !
Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal TimurTengah, Nasruddin.
Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halamanrumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarumtersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.
Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"
"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin."
Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya tetangganya.
Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena didalam gelap, di luar terang."
Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dankeindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlujuga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semuaorang.
Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya,banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentukkebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagusatau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luartersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akanberlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilangkarena pensiun.
"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akanselalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiapkekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkatdari mencarinya di luar," tegas Gede Prama. Untuk mencapai tingkatankehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.
Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.
"Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajaruntuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiappembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar Gede Prama.
Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurutGede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orangkaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa diaberkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orangkulit putih."
Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain,maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.
Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadidiri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul.Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kitabangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadidiri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama.
Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi. Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi."Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak," ujar Gede Prama.
"Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good andI am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudiansaya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kitakonsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, diaakan memasuki wilayah beauty and happiness.
"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya,apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya.Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.
Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanyasaja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kitasederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi.
Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal darisemakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam. Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.
"Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinardari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya mintaampun. Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupanterbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran. Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun. Bersyukurlah, karenaAnda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkanhati.
Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurutGede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakinbanyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahayadari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagaipembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.
"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna.Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambahcantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. "Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness,"tegasnya.
Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dangodaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang," ujar Gede Prama.
Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Andabenar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright. Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pulakita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinanterhadap kebenaran.
"Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakinterhadap kebenaran," kata Gede Prama.
"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil," sambung Gede Prama.
Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dankita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusiayang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur inihanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahuidiri kita sendiri," kata Gede Prama.
Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment