Potret keluarga kelas menengah...
Th 1995-1998:
============
Si Joni ini adalah keluarga muda yang sedang menanjak. untuk menunjangpergaulan bisnis dia berlangganan Kompas, majalah Tempo dan Koran BisnisIndonesia. Abis business hour di hari Jum'at yang namanya ke Jamz bukanlahhal yg asing baginya. Anak yang pertama setiap sekolah selalu dibawakansarapan roti isi keju. Susunya masih susu murni Ultra Istrinya selalu belanja di Mal kelas atas dan selalu memborong high end.
Th 1999-2003 :
============
Krismon di RI, tapi keluarga ini masih mampu mencover semuanya karena hargatidak terlalu significant.
Th 2004 - Maret 2005:
==================
Lahirlah anak ke dua, masih mampu caesar dan RS keren. Susunya kelas atasmacam produk dari Abbott Biaya hidup mulai naik, langganan Bisnis Indonesia dan Tempo di stop. Anak pertama yang tadinya sarapan roti pake keju,dipangkas jadi pake meses. Susunya turun jadi Dancow. Ibunya cukup belanjadi ITC aja...
Mei 2005-September 2005 :
========================
BBM naik lagi dan bapaknya udah ngga pernah clubbing lagi. Anak pertama sarapan rotinya cukup mentega plus gula pasir..!!! Susunya jadi Susu kental manis Indomilk. Ibunya yang tadinya belanja pake credir card udah mulaibayar cash aja...!! Anak ke duanya pake susu bendera dan biasanya pake pampers kalo tidur,sekarang mau ngompol kek bau beol dibiarin aja ngalir..!!
Black October 2005- sekarang:
==========================
BBM gila, Gas langka, de el el. Kompas naik dan akhirnya di stop..!!Bapaknya cukup baca dari internet aja dan sekali2 beli koran sabtu danMinggu. Anak pertamanya udah ngga minum susu lagi...!!Anak ke duanya nenen aja biar gratis... Ibunya belanja di pasar tradisional..!!
Dulu keluarga ini masih mampu minum dari produsen terkenal, sekarang cukup Air isi ulang aja. Padahal dari dulu sampai sekarang gaji bapaknya naik terus lho... tapi itulah potret keluarga kelas menengah yang mungkin saja bisa terjadi pada anda...
Entahlah th 2009 nanti..??? belum lagi biaya pendidikan..???
Monday, February 27, 2006
Sunday, February 26, 2006
Jangan Bersifat Kekanak-Kanakkan
Kapan saja kalian diberi (kenikmatan), kalian bergembira dengan pemberian itu, ketika kalian mendapat penolakkan, kalian merasa sedih karena ditolak. Ketahuilah, sifat seperti itu menunjukkan sifat kekanak-kanakkan yang masih melekat padamu, dan tidak sungguh-sungguh engkau menghambakan diri kepada Allah.
Adalah watak manusia apabila mendapatkan kebahagiaan dan diberi kenikmatan merasa gembira dan bersuka ria. Sebaliknya , apabila mendapat kesusahan tidak mendapatkan kenikmatan, ia merasa susah dan bersedih hati. Ia senang ketika diberi, dan susah ketika ditolak. Sifat itu menunjukkan rendahnya mutu pengabdian dirinya terhadap Allah, karena suatu kenikmatan dan pemberian apa pun semuanya berasal dari Allah SWT. Ukuran pengabdiannya sebagai hamba hanya tergantung kepada pemberian dan penolakkan, bukan karena merasa sebagai hamba Allah yang berbuat dan bertindak, menerima atau tidak menerima, susah atau senang dan lain sebagainya, tidak mempengaruhi penghambaannya terhadap Allah Ta’ala serata tidak pula mengurangi ibadahnya.
Orang yang hanya merasa senang, ketika menerima pemberian, dan hanya merasa susah ketika tidak menerima pemberian, Orang seperti ini tingkat imannya masih seperti anak-anak, sangat mudah terpengaruh.
Sebenarnya gambaran sifat seperti diatas adalah watak manusia yang tidak syukur nikmat. Ia lupa bahwasannya Allah Ta’ala selalu memberi menurut kemampuan manusia. Hanya manusia yang lupa dan merasa tidak pernah merasa pemberian Allah. Orang seperti ini berada dalam kebimbangan iman karena kurang syukurnya kepada Allah.
Sifat kekanak-kanakan itu ialah sifat yang tidak bersyukur dan sifat merasa tidak pernah meneriama, walaupun sudah banyak ia mendapat kenikmatan dari Allah. Sikapnya tidak menunjukkan ia sebagai hamba Allah ketika senang atau susah, ia mengeluh ketika susah, ia pun mengeluh ketika senang. Imannyagoncang dan ibadahnya rusak. Sifat ini akan meningkat menjadi orang yang kegelisahan, seperti digambarkan oleh Allah Ta’ala dalam kitab suci Al-Quranul Karim,
“Sesungguhnya manusia itu diciptakan gelisah. Jika tertimpa keburukan, ia susah, apabila menerima kebaikan, ia menjadi kikir, kecuali orang yang tetap mendirikan shalat dan terus menerus dalam keadaan shalat(menjaga amal baik)”.(QS. Al-Ma’arij: 19-24)
Sebenarnya orang yang beribadah kepada Allah dalam mengarungi lautan kehidupan ini hendaklah memiliki prinsip yang mantap. Penyadur kita ini mengatakan:
a)) Ketika mendapatkan kebahagiaan anda tidak hanyut.
b)) Ketika mendapatkan kesusahan anda tidak tenggelam.
Layarkan bahtera anda diatas lautan kehidupan ini dengan jiwa pasrah dan memohon perlindungan Allah. Ketika angin bertiup lembut, dan kapal berlayar dengan tenang dan laju janganlah hanyut dalam kegembiraan dan lupa daratan. Ketika angin berhembus kencang dan badai memukul layar sehingga sobek, dan ombak dan gelombang laut membocorkan kapal maka jangan tenggelam dalam kesusahan lalu berputus asa Disaat-saat seperti ini ber-ikhtiar-lah dan memohon pertolongan Allah. Itulah sifat orang beribadah dan sikap orang beriman.
Kutipan Mutu Manikan dari Kitab Al-Hikam*
Syekh Ahmad Atailah
Adalah watak manusia apabila mendapatkan kebahagiaan dan diberi kenikmatan merasa gembira dan bersuka ria. Sebaliknya , apabila mendapat kesusahan tidak mendapatkan kenikmatan, ia merasa susah dan bersedih hati. Ia senang ketika diberi, dan susah ketika ditolak. Sifat itu menunjukkan rendahnya mutu pengabdian dirinya terhadap Allah, karena suatu kenikmatan dan pemberian apa pun semuanya berasal dari Allah SWT. Ukuran pengabdiannya sebagai hamba hanya tergantung kepada pemberian dan penolakkan, bukan karena merasa sebagai hamba Allah yang berbuat dan bertindak, menerima atau tidak menerima, susah atau senang dan lain sebagainya, tidak mempengaruhi penghambaannya terhadap Allah Ta’ala serata tidak pula mengurangi ibadahnya.
Orang yang hanya merasa senang, ketika menerima pemberian, dan hanya merasa susah ketika tidak menerima pemberian, Orang seperti ini tingkat imannya masih seperti anak-anak, sangat mudah terpengaruh.
Sebenarnya gambaran sifat seperti diatas adalah watak manusia yang tidak syukur nikmat. Ia lupa bahwasannya Allah Ta’ala selalu memberi menurut kemampuan manusia. Hanya manusia yang lupa dan merasa tidak pernah merasa pemberian Allah. Orang seperti ini berada dalam kebimbangan iman karena kurang syukurnya kepada Allah.
Sifat kekanak-kanakan itu ialah sifat yang tidak bersyukur dan sifat merasa tidak pernah meneriama, walaupun sudah banyak ia mendapat kenikmatan dari Allah. Sikapnya tidak menunjukkan ia sebagai hamba Allah ketika senang atau susah, ia mengeluh ketika susah, ia pun mengeluh ketika senang. Imannyagoncang dan ibadahnya rusak. Sifat ini akan meningkat menjadi orang yang kegelisahan, seperti digambarkan oleh Allah Ta’ala dalam kitab suci Al-Quranul Karim,
“Sesungguhnya manusia itu diciptakan gelisah. Jika tertimpa keburukan, ia susah, apabila menerima kebaikan, ia menjadi kikir, kecuali orang yang tetap mendirikan shalat dan terus menerus dalam keadaan shalat(menjaga amal baik)”.(QS. Al-Ma’arij: 19-24)
Sebenarnya orang yang beribadah kepada Allah dalam mengarungi lautan kehidupan ini hendaklah memiliki prinsip yang mantap. Penyadur kita ini mengatakan:
a)) Ketika mendapatkan kebahagiaan anda tidak hanyut.
b)) Ketika mendapatkan kesusahan anda tidak tenggelam.
Layarkan bahtera anda diatas lautan kehidupan ini dengan jiwa pasrah dan memohon perlindungan Allah. Ketika angin bertiup lembut, dan kapal berlayar dengan tenang dan laju janganlah hanyut dalam kegembiraan dan lupa daratan. Ketika angin berhembus kencang dan badai memukul layar sehingga sobek, dan ombak dan gelombang laut membocorkan kapal maka jangan tenggelam dalam kesusahan lalu berputus asa Disaat-saat seperti ini ber-ikhtiar-lah dan memohon pertolongan Allah. Itulah sifat orang beribadah dan sikap orang beriman.
Kutipan Mutu Manikan dari Kitab Al-Hikam*
Syekh Ahmad Atailah
Saturday, February 25, 2006
Happiness Gede Prama Off Air : Stop Comparing, Start Flowing !
Happiness Gede Prama Off Air : Stop Comparing, Start Flowing !
Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal TimurTengah, Nasruddin.
Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halamanrumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarumtersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.
Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"
"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin."
Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya tetangganya.
Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena didalam gelap, di luar terang."
Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dankeindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlujuga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semuaorang.
Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya,banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentukkebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagusatau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luartersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akanberlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilangkarena pensiun.
"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akanselalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiapkekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkatdari mencarinya di luar," tegas Gede Prama. Untuk mencapai tingkatankehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.
Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.
"Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajaruntuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiappembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar Gede Prama.
Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurutGede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orangkaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa diaberkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orangkulit putih."
Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain,maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.
Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadidiri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul.Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kitabangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadidiri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama.
Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi. Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi."Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak," ujar Gede Prama.
"Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good andI am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudiansaya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kitakonsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, diaakan memasuki wilayah beauty and happiness.
"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya,apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya.Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.
Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanyasaja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kitasederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi.
Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal darisemakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam. Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.
"Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinardari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya mintaampun. Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupanterbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran. Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun. Bersyukurlah, karenaAnda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkanhati.
Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurutGede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakinbanyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahayadari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagaipembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.
"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna.Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambahcantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. "Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness,"tegasnya.
Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dangodaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang," ujar Gede Prama.
Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Andabenar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright. Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pulakita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinanterhadap kebenaran.
"Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakinterhadap kebenaran," kata Gede Prama.
"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil," sambung Gede Prama.
Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dankita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusiayang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur inihanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahuidiri kita sendiri," kata Gede Prama.
Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.
Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal TimurTengah, Nasruddin.
Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halamanrumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarumtersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.
Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"
"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin."
Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya tetangganya.
Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena didalam gelap, di luar terang."
Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dankeindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlujuga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semuaorang.
Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya,banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentukkebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagusatau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luartersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akanberlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilangkarena pensiun.
"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akanselalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiapkekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkatdari mencarinya di luar," tegas Gede Prama. Untuk mencapai tingkatankehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.
Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.
"Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajaruntuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiappembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar Gede Prama.
Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurutGede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orangkaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa diaberkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orangkulit putih."
Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain,maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.
Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadidiri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul.Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kitabangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadidiri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama.
Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi. Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi."Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak," ujar Gede Prama.
"Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good andI am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudiansaya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kitakonsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, diaakan memasuki wilayah beauty and happiness.
"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya,apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya.Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.
Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanyasaja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kitasederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi.
Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal darisemakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam. Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.
"Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinardari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya mintaampun. Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupanterbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran. Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun. Bersyukurlah, karenaAnda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkanhati.
Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurutGede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakinbanyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahayadari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagaipembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.
"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna.Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambahcantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. "Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness,"tegasnya.
Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dangodaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang," ujar Gede Prama.
Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Andabenar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright. Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pulakita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinanterhadap kebenaran.
"Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakinterhadap kebenaran," kata Gede Prama.
"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil," sambung Gede Prama.
Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dankita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusiayang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur inihanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahuidiri kita sendiri," kata Gede Prama.
Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.
Jeritan dari Perut Bumi
Kontroversi "Jeritan" dari Perut Bumi
(Erabaru.or.id) Surat kabar berbahasa Finnish yang berjudul 'Ammennusatia' pernah lama ini mengungkap kejadian yang misterius. Disebutkan satu tim geologi yang menangani penggalian lubang dengan kedalaman 14,4 Km pada kerak bumi di Siberia (negara pecahan Uni Soviet) mengaku telah mendengar jeritan manusia dari perut bumi. Para ilmuwan khawatir bahwa mereka telah meloloskan suatu 'kekuatan jahat' ke atas permukaan bumi.
"Informasi yang kami kumpulkan sangat mengejutkan. Kami benar-benar khawatir apa yang mungkin kami dapatkan di bawah" jelas Dr. Dmitri Azzacov, manajer proyek di pinggiran kota Siberia. Hal lain yang mengejutkan adalah temperature tinggi yang ada di dalam putaran bumi. Perhitungan menunjukkan bahwa temperatur mencapai 1,100 derajat Celcius atau diatas 2,000 derajat Fahrenheit'. Dr. Azzacov juga menyatakan ini lebih jauh dari yang diperkirakan, kelihatan hampir mirip api neraka yang dahsyat di pusat bumi.
Lebih lanjut, Dr. Azzacov menceritakan, saat itu mesin bor dalam proyek penggalian ini tiba-tiba berputar dengan cepat ketika telah mencapai ruang kosong yang besar di perut bumi. Sensor temperatur juga menunjukkan kenaikan yang sangat dramatis.
Penemuan terakhir paling mengejutkan, sehingga para peneliti takut untuk meneruskan proyek tersebut. "Kami mencoba untuk mendengarkan pergerakan bumi pada jeda waktu tertentu dengan menggunakan microphone supersensitif yang dimasukan ke dalam lubang. Apa yang kami dengar telah menghancurkan pemikiran logis para ilmuwan. Suara itu kadang melemah, tapi bernada tinggi yang mana kami kira datangnya dari peralatan kami," tandas Dr.Azzacov.
Setelah melalui penyetelan, mereka mengerti bahwa suara-suara tersebut dari dalam bumi. Mereka mendekatkan microphone yang dirancang untuk mendeteksi suara dari gerakan lempeng bumi ke dasar lubang, tapi bukannya gerak lempeng yang didengar, melainkan suara jeritan manusia. "Kami hampir tidak percaya dengan telinga kami sendiri. Kami mendengar suara jeritan manusia yang kesakitan. Meskipun satu suara bisa dibedakan, kami mendengar ribuan mungkin jutaan suara, sebagai latar belakang, jeritan jiwa yang menderita, setelah penemuan yang mengerikan ini, hampir separuh ilmuwan berhenti dikarenakan takut. Diharapkan, apa yang ada di bawah akan tetap disana," imbuhnya.
Selain suara aneh, hal lain yang membingungkan adalah penampakkan pada malam yang sama, yakni ke luar gas bercahaya yang berbentuk kepala, pancaran yang menyembur keluar dari lubang galian dan kabut awan bercahaya yang berbentuk pilar, muncul satu makhluk bersayap yang mengatakan dalam bahasa Rusia "Aku telah menang", memuliakan langit Siberia yang gelap.
"Kejadian tersebut sangatlah tidak masuk akal. Orang Soviet menjerit dalam ketakutan," tutur Mr. Bjarne Nummedal, geolog, salah seorang saksi mata. Sampai malam, ia melihat petugas ambulan mondar-mandir di lokasi. Seorang supir menceritakan bahwa orang yang melihat kejadian tersebut diperintahkan untuk menenangkan diri dengan obat penghapus ingatan jangka pendek. Obat tersebut biasanya digunakan untuk menangani korban trauma.
"Sebagai seorang komunis, saya tidak percaya surga atau Bible, tapi sebagai ilmuwan saya sekarang percaya adanya neraka," demikian tutur Dr Azzacov. "Tak perlu dikatakan kami begitu terkejut atas penemuan ini. Tapi kami tahu apa yang kami lihat dan apa yang kami dengar, dan kami sangat yakin bahwa kami telah menembus gerbang neraka!," lanjutnya.
Dugaan Dr. Azzacov bahwa suara yang didengarnya adalah jeritan mahluk di neraka boleh jadi benar. Karena meskipun eksistensi neraka berada di dimensi lain, sekali-kali ia akan diperlihatkan kepada manusia sebagai tanda peringatan. Bisa juga suara itu hanyalah efek dari getaran ruang lubang yanng sangat dalam di bawah bumi. Semua terserah penilaian anda, tapi banyak ilmuwan meragukannya.
(Erabaru.or.id) Surat kabar berbahasa Finnish yang berjudul 'Ammennusatia' pernah lama ini mengungkap kejadian yang misterius. Disebutkan satu tim geologi yang menangani penggalian lubang dengan kedalaman 14,4 Km pada kerak bumi di Siberia (negara pecahan Uni Soviet) mengaku telah mendengar jeritan manusia dari perut bumi. Para ilmuwan khawatir bahwa mereka telah meloloskan suatu 'kekuatan jahat' ke atas permukaan bumi.
"Informasi yang kami kumpulkan sangat mengejutkan. Kami benar-benar khawatir apa yang mungkin kami dapatkan di bawah" jelas Dr. Dmitri Azzacov, manajer proyek di pinggiran kota Siberia. Hal lain yang mengejutkan adalah temperature tinggi yang ada di dalam putaran bumi. Perhitungan menunjukkan bahwa temperatur mencapai 1,100 derajat Celcius atau diatas 2,000 derajat Fahrenheit'. Dr. Azzacov juga menyatakan ini lebih jauh dari yang diperkirakan, kelihatan hampir mirip api neraka yang dahsyat di pusat bumi.
Lebih lanjut, Dr. Azzacov menceritakan, saat itu mesin bor dalam proyek penggalian ini tiba-tiba berputar dengan cepat ketika telah mencapai ruang kosong yang besar di perut bumi. Sensor temperatur juga menunjukkan kenaikan yang sangat dramatis.
Penemuan terakhir paling mengejutkan, sehingga para peneliti takut untuk meneruskan proyek tersebut. "Kami mencoba untuk mendengarkan pergerakan bumi pada jeda waktu tertentu dengan menggunakan microphone supersensitif yang dimasukan ke dalam lubang. Apa yang kami dengar telah menghancurkan pemikiran logis para ilmuwan. Suara itu kadang melemah, tapi bernada tinggi yang mana kami kira datangnya dari peralatan kami," tandas Dr.Azzacov.
Setelah melalui penyetelan, mereka mengerti bahwa suara-suara tersebut dari dalam bumi. Mereka mendekatkan microphone yang dirancang untuk mendeteksi suara dari gerakan lempeng bumi ke dasar lubang, tapi bukannya gerak lempeng yang didengar, melainkan suara jeritan manusia. "Kami hampir tidak percaya dengan telinga kami sendiri. Kami mendengar suara jeritan manusia yang kesakitan. Meskipun satu suara bisa dibedakan, kami mendengar ribuan mungkin jutaan suara, sebagai latar belakang, jeritan jiwa yang menderita, setelah penemuan yang mengerikan ini, hampir separuh ilmuwan berhenti dikarenakan takut. Diharapkan, apa yang ada di bawah akan tetap disana," imbuhnya.
Selain suara aneh, hal lain yang membingungkan adalah penampakkan pada malam yang sama, yakni ke luar gas bercahaya yang berbentuk kepala, pancaran yang menyembur keluar dari lubang galian dan kabut awan bercahaya yang berbentuk pilar, muncul satu makhluk bersayap yang mengatakan dalam bahasa Rusia "Aku telah menang", memuliakan langit Siberia yang gelap.
"Kejadian tersebut sangatlah tidak masuk akal. Orang Soviet menjerit dalam ketakutan," tutur Mr. Bjarne Nummedal, geolog, salah seorang saksi mata. Sampai malam, ia melihat petugas ambulan mondar-mandir di lokasi. Seorang supir menceritakan bahwa orang yang melihat kejadian tersebut diperintahkan untuk menenangkan diri dengan obat penghapus ingatan jangka pendek. Obat tersebut biasanya digunakan untuk menangani korban trauma.
"Sebagai seorang komunis, saya tidak percaya surga atau Bible, tapi sebagai ilmuwan saya sekarang percaya adanya neraka," demikian tutur Dr Azzacov. "Tak perlu dikatakan kami begitu terkejut atas penemuan ini. Tapi kami tahu apa yang kami lihat dan apa yang kami dengar, dan kami sangat yakin bahwa kami telah menembus gerbang neraka!," lanjutnya.
Dugaan Dr. Azzacov bahwa suara yang didengarnya adalah jeritan mahluk di neraka boleh jadi benar. Karena meskipun eksistensi neraka berada di dimensi lain, sekali-kali ia akan diperlihatkan kepada manusia sebagai tanda peringatan. Bisa juga suara itu hanyalah efek dari getaran ruang lubang yanng sangat dalam di bawah bumi. Semua terserah penilaian anda, tapi banyak ilmuwan meragukannya.
Soul's Bread: MENGASAH KAPAK
Disadur secara bebas dari: SHARPEN THE AXE
Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu.
Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?" sang majikan bertanya."Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.
Catatan: Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak. "Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.
Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan banyak nilai ke dalamnya.
Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu.
Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?" sang majikan bertanya."Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.
Catatan: Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak. "Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.
Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan banyak nilai ke dalamnya.
Belajar dari Wajah
Belajar Dari Wajah
14/11/2005
Oleh: K.H. Abdullah Gymnastiar
Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.
Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah istri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya.
Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.
Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan.
Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.
Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.
Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud
meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.
Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.
Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah.
Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.
Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.
Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.
Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.
Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari.
Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!
Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik,
subhanallaah.
**Sumber dari era.muslim.net**
Nah sekarang amati wajah sekitar kita , dan wajah anda sendiri
14/11/2005
Oleh: K.H. Abdullah Gymnastiar
Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.
Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah istri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya.
Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.
Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan.
Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.
Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.
Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud
meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.
Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.
Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah.
Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.
Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.
Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.
Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.
Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari.
Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!
Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik,
subhanallaah.
**Sumber dari era.muslim.net**
Nah sekarang amati wajah sekitar kita , dan wajah anda sendiri
Subscribe to:
Posts (Atom)