Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku lainnya.
Inti ceritanya kira-kira sbb :
Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mepunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untukmenentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.
Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba.Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu danbayi laki2 nya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya.
Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan. Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.
Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donororgan dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey danAnne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yangsedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi.
Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkanAnne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu.
Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihatAnne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jamsaja. Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian.
Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam,tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...
Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :
1. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telahkita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.
2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kitamelakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemputmereka, mereka akan menuju surga".
Tuesday, April 18, 2006
Saturday, April 15, 2006
Mencintai Rasulullah saw.
Salam sejahtera kepada penghulu segenap makhluk yang paling mulia, rahmat bagi semesta alam, manusia paling sempurna, paling suci, dan penyempurnarevolusi zaman, dialah Muhammad SAW. Dialah Nabi paling pemurah, palingperamah, penuh kharisma dan kewibawaan, kesantunan, serta bergelar khatamul anbiya. Dialah jalan terang bagi gelapnya kehidupan dengankesemarakan akhlaknya yang mulia, itulah puncak dari kebesaran dankesempurnaannya sehingga beroleh gelar Al Amin (yang dipercaya).
Muhammad, Nabi yang ummi, kekasih para sahabat di masanya dan disepanjang usia semesta, meninggalkan gemilang cahaya kepada dunia. Muhammad, pemberi pemberi peringatan kepada semua manusia, menorehkandalam-dalam tinta keikhlasan di lembaran sejarah. Muhammad, yangbersumpah dengan banyak panorama indah alam: “Demi siang bila datang dengan benderang cahaya, demi malam ketika telah mengembang, demi matahari sepenggalan naik”, telah membumbungkan Islam kepada cakrawala megah di angkasa sana. Ia, Muhammad, menembus setiap gendang telinga sahabatnya dengan banyak kuntum-kuntum sabda pengarah dalam menjalanikehidupan. Ia, Muhammad, yang disanjung semua malaikat di setiaptingkatan langit, berbicara tentang surga, sebagai tebusan utama bagisetiap amalan yang dikerjakan. Ia, Muhammad, yang menyayangi fakir miskin dan anak yatim, menggelorakan perintah untuk senantiasa memperhatikanmanusia lain yang berkekurangan. Dan Ia, Muhammad, telah pergi dan takkembali lagi ke dunia ini.
Begitu agungnya Rasulullah SAW di alam ini. Berkaitan dengan keagunganNabi ini, Sayyid Hussein Nasr seorang cendekiawan muslim terkemukamenulis, "Makhluk yang paling mulia ini (Muhammad SAW) juga dinamakanAhmad, Musthafa, Abdullah, Abul-Qasim, dan juga bergelar Al Amin—yangterpercaya. Setiap nama dan gelar yang dimilikinya mengungkapkan suatuaspek wujud yang penuh berkah. Ia adalah, sebagaimana makna etimologisyang dikandung dalam kata Muhammad dan Ahmad, yang diagungkan dan dipuji;
ia adalah musthafa (yang terpilih), abdullah (hamba ALLAH yang sempurna) dan terakhir, sebagai ayah Qasim. Ia bukan hanya Nabi dan utusan (rasul)ALLAH , tetapi juga kekasih ALLAH dan rahmat yang dikirimkan ke mukabumi,
"Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagisekalian alam." (Q.S. Al Anbia [21]:107). Ungkapan keagungan ini tidaklah berlebihan karena ALLAH Azza wa Jallapun memuji beliau, bahkan senantiasa bershalawat kepadanya,
"Sesungguhnya ALLAH dan para malaikat-Nya melimpahkan shalawat kepadaNabi. Wahai orang-orang yang beriman, sampaikanlah shalawat dan salamkepadanya." (Q.S. Al Ahzab [33]:56).
Demikianlah ALLAH dan para malaikat bershalawat kepadanya, seharusnya apatah lagi kita sebagai makhluk kecilyang tiada berdaya ini.
Disamping bershalawat ternyata penghormatan kepada Rasulullah SAW memiliki etika tersendiri. Tidak cukup hanya bershalawat saja, karenayang terpenting adalah kita harus yakin benar bahwa Rasulullah adalah suri tauladan sepanjang zaman. Jikalau kita ikut dalam tuntunan beliauinsya ALLAH akan selamat dunia dan akhirat. ALLAH SWT menjelaskan dalam firman-Nya,
"Dan sesungguhnya Rasul ALLAH itu menjadi ikutan (tauladan) yang baikuntuk kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui ALLAH di harikemudian dan yang mengingati ALLAH sebanyak-banyaknya." (Q.S. Al Ahzab[33]: 21).
Seakan ayat ini menyatakan bahwa tidak usah kita melakukan apapun kecuali ada contohnya dari Rasulullah. Ketika misalnya, rumah tangga keluarga kita berantakan, maka solusi terbaiknya adalah dengan mencontoh Rasul dalam mengemudikan bahtera rumah tangganya. Subhanallah, siapapun yang mempunyai referensi Rasulullahdalam perilaku sehari-harinya, maka hidupnya seperti seorang yang punyakatalog yang sangat mudah di akses, segalanya serba tertuntun.
Berbahagialah umat Islam yang mempunyai tauladan Rasulullah SAW, dalamdirinya semua aspek kehidupan telah ada reperensinya. Mau duduk, bertemudengan kawan, bertemu dengan orang kaya, bercakap dengan orang tak punya,berhubungan dengan pejabat, semua telah ada contohnya, termasuk bagaimanateknik menghadapi penjahat. Semuanya sudah jelas, bahkan sampai hal yang paling sederhana seperti di kamar kecil yang paling tersembunyi sekalipun, semua ada tuntunannya.
Sayangnya kita jarang menyempatkan diri untuk mempelajari bagaimanaperilaku Rasulullah SAW yang sebenarnya. Karenanya jikalau ingin menjadi orang besar dan berakhlak mulia, maka amalkan tuntunan Rasulullah SAWdalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam bermu’amalah ma’an nas (berhubungan dengan manusia) ataupun bermuamalah ma’a Allah (berhubungan dengan Allah SWT). Jadi, apatah lagi bagi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua yang telah Rasul tuntunkan, hasilnya tentu akan jauh lebih luar biasa lagi.
Oleh karena itu, bagi saudara-saudara yang ingin dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan dihormati muridnya kelak, tidak membosankan murid ketika mengajar di kelas, proses belajar-mengajar menjadi efektif, serta para muridnya menjadi cerdas dan berpikiran maju, maka contohlah Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar?Ternyata Rasulullah mengajar dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dansangat ingin para sahabatnya menjadi maju.
Jikalau saudara seorang pejabat di sebuah instansi pemerintahan ataumenjadi pengurus di sebuah organisasi, maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar bisa sukses dengan tetap mengikuti tuntunan Rasulullah? Ternyata Rasulullah SAW dalam memegang amanat atau berorganisasi iturendah hati, lembut perangainya, senang bertukar pikiran, selalu memintaide, saran, dan koreksi dalam bermusyawarah.
Adapun bagi yang ingin dicintai, disukai, penuh pesona, melimpahkharismanya, maka pelajari bagaimana pribadi Rasul. Para sahabat sepertihalnya Imam Ali ternyata juga meneladani Rasulullah SAW. Nampaknya jikalau kita berat menghadapi hidup ini, maka pertanyaannya adalah sampai sejauh mana kita mampu meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW?
Demikian penting arti sebuah tauladan atau penuntun bagi kehidupan seseorang. Karenanya siapapun akan sengsara atau bahkan tersesat jikalautidak pernah meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW.Dialah penuntun kita dari kesesatan dan gelapnya kehidupan.
Seperti halnya sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya tempat ini ada hikmah yang bisa diambil. Kejadiannya adalah dari penuturanseorang mubaligh. Ketika itu ia diundang bertabligh di suatu tempat.Berangkatlah ia naik mobil bersama penjemputnya. Penjemput sebagai penunjuk arah di depan satu mobil dan sang mubaligh mengikuti di belakang dengan mobil lain.
Beberapa jam perjalanan lancar-lancar saja, sayangnya setelah beberapa saat sampai di suatu tempat, penunjuk arah memacu kendaraannya lebih cepat sehingga mobil sang mubaligh tertinggal jauh di belakang. Cerita selanjutnya mudah ditebak, sang mubaligh pun tersesat. Belok kiri tidak ketemu, belok kanan masuk pasar, waktu pun berlalu sia-sia, hatinyabahkan sudah mulai gelisah tidak menentu.
Nampaklah betapa sengsaranya orang yang tersesat, waktu dan tenaganya terbuang percuma, tujuan tidak menentu, perasaan pun tidak enak, bahkan sebentar-sebentar harus tanya sana-tanya sini, sungguh merepotkan. Demikianlah kegelisahan akan makin akrab dengan orang-orang yang kehilangan penuntun dalam hidupnya.
Bayangkan saja andaikata kita tidak punya penuntun, tidak punya penunjuk arah, lalu kita berjalan menuju suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya, pastilah tidak akan menentramkan perjalanan tersebut. Tapi jikalau penuntun, arah, dan tujuannnya jelas, maka langkah kita akanmantap dan hati pun senantiasa diliputi ketentraman. Dan Rasulullah SAWadalah penuntun dan panutan kita sepanjang zaman.
Ada dua cara menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan:Pertama, meneladani sikap dan perilakunya serta taat kepada perintahnya. Allah SWT menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan yang baik bagi umat manusia. (QS.33:21). Karenanya, sebagai salah satu wujud kecintaan kepadanya kita wajib melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, dan meneladaninya. Kedua, selalu merindukan dan mengingatnya serta mencintainya. Orang yang merindukan Rasulullah SAW akan selalu berusaha mengerjakan amalan-amalan yang beliau contohkan agar kelak dapat mendekatkan posisinya denganRasullullah SAW.
Dan, seseorang yang mencintai Rasulullah SAW akan senantiasa mengingatnya dalam setiap aktifitas dan selalu membaca shalawat atasnya. Karena AllahSWT dan malaikat-malaikat-Nya pun selalu bershalawat kepada beliau.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai ummat yang diberi petunjuk olehbeliau, Rasulullah SAW untuk mencintainya, melebihi cinta kita kepadayang lainnya. Karena, mencintai Rasulullah SAW pada hakikatnya, merupakancinta kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman: “katakanlah, jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad SAW), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran: 31). Dalam suatu hadist, Anas bin Malik menceritakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, sehingga aku lebih dicintaidari keluarganya, hartanya, dan dari semua manusia.” (HR. Muslim). Dan riwayat yang lain dijelaskan bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan kepada yang lainnya merupakan salah satu bentuk manisnya iman.
Beliau SAW pun sangat mencintai kita sebagai ummatnya. Hal tersebut terlihat manakala beliau akan menghadap Ilahi Rabbi, tak ada suatu hal apapun yang ia risaukan atau khawatirkan sepeninggalannya, kecuali ummatnya. Sehingga, yang terdengar dari mulut mulia beliau di akhirhayatnya adalah “Ummati...ummati” ummatku...ummatku.
Begitulah, Rasulullah SAW, sebagai panutan kita, telah menorehkan tintaemas bagi kebahagiaan kita di masa sekarang (dunia) dan di masa depan(akhirat). Beliau, telah memberikan segalanya untuk ummatnya, walau iatak pernah merasakan kenikmatan lebih seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Hal ini terungkap dari sanjungan Aisyah RA kepada beliau di akhir hayatnya: Wahai manusia yang tidak sekalipun mengenakan sutera,Yang tidak pernah sejeda pun membaringkan raga pada empuknya tilam,Wahai kekasih yang kini telah meninggalkan dunia, Ku tahu perutmu tak pernah kenyang dengan pulut lembut roti gandum, Duhai, yang lebih memilih tikar sebagai alas pembaringan,Duhai, yang tidak pernah terlelap sepanjang malam karena takut sentuhan neraka sa’ir.
Wallahu a’lamu bish showab.
Oleh Ustadz Nur Rohim Yunus
dari: pesantren dot com
Muhammad, Nabi yang ummi, kekasih para sahabat di masanya dan disepanjang usia semesta, meninggalkan gemilang cahaya kepada dunia. Muhammad, pemberi pemberi peringatan kepada semua manusia, menorehkandalam-dalam tinta keikhlasan di lembaran sejarah. Muhammad, yangbersumpah dengan banyak panorama indah alam: “Demi siang bila datang dengan benderang cahaya, demi malam ketika telah mengembang, demi matahari sepenggalan naik”, telah membumbungkan Islam kepada cakrawala megah di angkasa sana. Ia, Muhammad, menembus setiap gendang telinga sahabatnya dengan banyak kuntum-kuntum sabda pengarah dalam menjalanikehidupan. Ia, Muhammad, yang disanjung semua malaikat di setiaptingkatan langit, berbicara tentang surga, sebagai tebusan utama bagisetiap amalan yang dikerjakan. Ia, Muhammad, yang menyayangi fakir miskin dan anak yatim, menggelorakan perintah untuk senantiasa memperhatikanmanusia lain yang berkekurangan. Dan Ia, Muhammad, telah pergi dan takkembali lagi ke dunia ini.
Begitu agungnya Rasulullah SAW di alam ini. Berkaitan dengan keagunganNabi ini, Sayyid Hussein Nasr seorang cendekiawan muslim terkemukamenulis, "Makhluk yang paling mulia ini (Muhammad SAW) juga dinamakanAhmad, Musthafa, Abdullah, Abul-Qasim, dan juga bergelar Al Amin—yangterpercaya. Setiap nama dan gelar yang dimilikinya mengungkapkan suatuaspek wujud yang penuh berkah. Ia adalah, sebagaimana makna etimologisyang dikandung dalam kata Muhammad dan Ahmad, yang diagungkan dan dipuji;
ia adalah musthafa (yang terpilih), abdullah (hamba ALLAH yang sempurna) dan terakhir, sebagai ayah Qasim. Ia bukan hanya Nabi dan utusan (rasul)ALLAH , tetapi juga kekasih ALLAH dan rahmat yang dikirimkan ke mukabumi,
"Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagisekalian alam." (Q.S. Al Anbia [21]:107). Ungkapan keagungan ini tidaklah berlebihan karena ALLAH Azza wa Jallapun memuji beliau, bahkan senantiasa bershalawat kepadanya,
"Sesungguhnya ALLAH dan para malaikat-Nya melimpahkan shalawat kepadaNabi. Wahai orang-orang yang beriman, sampaikanlah shalawat dan salamkepadanya." (Q.S. Al Ahzab [33]:56).
Demikianlah ALLAH dan para malaikat bershalawat kepadanya, seharusnya apatah lagi kita sebagai makhluk kecilyang tiada berdaya ini.
Disamping bershalawat ternyata penghormatan kepada Rasulullah SAW memiliki etika tersendiri. Tidak cukup hanya bershalawat saja, karenayang terpenting adalah kita harus yakin benar bahwa Rasulullah adalah suri tauladan sepanjang zaman. Jikalau kita ikut dalam tuntunan beliauinsya ALLAH akan selamat dunia dan akhirat. ALLAH SWT menjelaskan dalam firman-Nya,
"Dan sesungguhnya Rasul ALLAH itu menjadi ikutan (tauladan) yang baikuntuk kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui ALLAH di harikemudian dan yang mengingati ALLAH sebanyak-banyaknya." (Q.S. Al Ahzab[33]: 21).
Seakan ayat ini menyatakan bahwa tidak usah kita melakukan apapun kecuali ada contohnya dari Rasulullah. Ketika misalnya, rumah tangga keluarga kita berantakan, maka solusi terbaiknya adalah dengan mencontoh Rasul dalam mengemudikan bahtera rumah tangganya. Subhanallah, siapapun yang mempunyai referensi Rasulullahdalam perilaku sehari-harinya, maka hidupnya seperti seorang yang punyakatalog yang sangat mudah di akses, segalanya serba tertuntun.
Berbahagialah umat Islam yang mempunyai tauladan Rasulullah SAW, dalamdirinya semua aspek kehidupan telah ada reperensinya. Mau duduk, bertemudengan kawan, bertemu dengan orang kaya, bercakap dengan orang tak punya,berhubungan dengan pejabat, semua telah ada contohnya, termasuk bagaimanateknik menghadapi penjahat. Semuanya sudah jelas, bahkan sampai hal yang paling sederhana seperti di kamar kecil yang paling tersembunyi sekalipun, semua ada tuntunannya.
Sayangnya kita jarang menyempatkan diri untuk mempelajari bagaimanaperilaku Rasulullah SAW yang sebenarnya. Karenanya jikalau ingin menjadi orang besar dan berakhlak mulia, maka amalkan tuntunan Rasulullah SAWdalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam bermu’amalah ma’an nas (berhubungan dengan manusia) ataupun bermuamalah ma’a Allah (berhubungan dengan Allah SWT). Jadi, apatah lagi bagi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua yang telah Rasul tuntunkan, hasilnya tentu akan jauh lebih luar biasa lagi.
Oleh karena itu, bagi saudara-saudara yang ingin dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan dihormati muridnya kelak, tidak membosankan murid ketika mengajar di kelas, proses belajar-mengajar menjadi efektif, serta para muridnya menjadi cerdas dan berpikiran maju, maka contohlah Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar?Ternyata Rasulullah mengajar dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dansangat ingin para sahabatnya menjadi maju.
Jikalau saudara seorang pejabat di sebuah instansi pemerintahan ataumenjadi pengurus di sebuah organisasi, maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar bisa sukses dengan tetap mengikuti tuntunan Rasulullah? Ternyata Rasulullah SAW dalam memegang amanat atau berorganisasi iturendah hati, lembut perangainya, senang bertukar pikiran, selalu memintaide, saran, dan koreksi dalam bermusyawarah.
Adapun bagi yang ingin dicintai, disukai, penuh pesona, melimpahkharismanya, maka pelajari bagaimana pribadi Rasul. Para sahabat sepertihalnya Imam Ali ternyata juga meneladani Rasulullah SAW. Nampaknya jikalau kita berat menghadapi hidup ini, maka pertanyaannya adalah sampai sejauh mana kita mampu meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW?
Demikian penting arti sebuah tauladan atau penuntun bagi kehidupan seseorang. Karenanya siapapun akan sengsara atau bahkan tersesat jikalautidak pernah meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW.Dialah penuntun kita dari kesesatan dan gelapnya kehidupan.
Seperti halnya sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya tempat ini ada hikmah yang bisa diambil. Kejadiannya adalah dari penuturanseorang mubaligh. Ketika itu ia diundang bertabligh di suatu tempat.Berangkatlah ia naik mobil bersama penjemputnya. Penjemput sebagai penunjuk arah di depan satu mobil dan sang mubaligh mengikuti di belakang dengan mobil lain.
Beberapa jam perjalanan lancar-lancar saja, sayangnya setelah beberapa saat sampai di suatu tempat, penunjuk arah memacu kendaraannya lebih cepat sehingga mobil sang mubaligh tertinggal jauh di belakang. Cerita selanjutnya mudah ditebak, sang mubaligh pun tersesat. Belok kiri tidak ketemu, belok kanan masuk pasar, waktu pun berlalu sia-sia, hatinyabahkan sudah mulai gelisah tidak menentu.
Nampaklah betapa sengsaranya orang yang tersesat, waktu dan tenaganya terbuang percuma, tujuan tidak menentu, perasaan pun tidak enak, bahkan sebentar-sebentar harus tanya sana-tanya sini, sungguh merepotkan. Demikianlah kegelisahan akan makin akrab dengan orang-orang yang kehilangan penuntun dalam hidupnya.
Bayangkan saja andaikata kita tidak punya penuntun, tidak punya penunjuk arah, lalu kita berjalan menuju suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya, pastilah tidak akan menentramkan perjalanan tersebut. Tapi jikalau penuntun, arah, dan tujuannnya jelas, maka langkah kita akanmantap dan hati pun senantiasa diliputi ketentraman. Dan Rasulullah SAWadalah penuntun dan panutan kita sepanjang zaman.
Ada dua cara menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan:Pertama, meneladani sikap dan perilakunya serta taat kepada perintahnya. Allah SWT menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan yang baik bagi umat manusia. (QS.33:21). Karenanya, sebagai salah satu wujud kecintaan kepadanya kita wajib melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, dan meneladaninya. Kedua, selalu merindukan dan mengingatnya serta mencintainya. Orang yang merindukan Rasulullah SAW akan selalu berusaha mengerjakan amalan-amalan yang beliau contohkan agar kelak dapat mendekatkan posisinya denganRasullullah SAW.
Dan, seseorang yang mencintai Rasulullah SAW akan senantiasa mengingatnya dalam setiap aktifitas dan selalu membaca shalawat atasnya. Karena AllahSWT dan malaikat-malaikat-Nya pun selalu bershalawat kepada beliau.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai ummat yang diberi petunjuk olehbeliau, Rasulullah SAW untuk mencintainya, melebihi cinta kita kepadayang lainnya. Karena, mencintai Rasulullah SAW pada hakikatnya, merupakancinta kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman: “katakanlah, jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad SAW), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran: 31). Dalam suatu hadist, Anas bin Malik menceritakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, sehingga aku lebih dicintaidari keluarganya, hartanya, dan dari semua manusia.” (HR. Muslim). Dan riwayat yang lain dijelaskan bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan kepada yang lainnya merupakan salah satu bentuk manisnya iman.
Beliau SAW pun sangat mencintai kita sebagai ummatnya. Hal tersebut terlihat manakala beliau akan menghadap Ilahi Rabbi, tak ada suatu hal apapun yang ia risaukan atau khawatirkan sepeninggalannya, kecuali ummatnya. Sehingga, yang terdengar dari mulut mulia beliau di akhirhayatnya adalah “Ummati...ummati” ummatku...ummatku.
Begitulah, Rasulullah SAW, sebagai panutan kita, telah menorehkan tintaemas bagi kebahagiaan kita di masa sekarang (dunia) dan di masa depan(akhirat). Beliau, telah memberikan segalanya untuk ummatnya, walau iatak pernah merasakan kenikmatan lebih seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Hal ini terungkap dari sanjungan Aisyah RA kepada beliau di akhir hayatnya: Wahai manusia yang tidak sekalipun mengenakan sutera,Yang tidak pernah sejeda pun membaringkan raga pada empuknya tilam,Wahai kekasih yang kini telah meninggalkan dunia, Ku tahu perutmu tak pernah kenyang dengan pulut lembut roti gandum, Duhai, yang lebih memilih tikar sebagai alas pembaringan,Duhai, yang tidak pernah terlelap sepanjang malam karena takut sentuhan neraka sa’ir.
Wallahu a’lamu bish showab.
Oleh Ustadz Nur Rohim Yunus
dari: pesantren dot com
Subscribe to:
Posts (Atom)